09 Mei 2009

PRODUK-PRODUK OLAHAN BEKICOT




Bekicot sejak lama dikenal dan ditemukan dimana-mana di pelosok tanah air. Dulu hewan ini dikenal sebagai hama tanaman, tetapi sejak tahun 1980 mulai diekspor dalam bentuk beku dengan tujuan Eropa. Bagi masyarakat Eropa, khususnya Prancis bekicot merupakan salah satu makanan yang lezat, bergizi dan terhormat serta berharga mahal.
Impor bekicot Prancis dalam bentuk segar dan dibekukan dari Indonesia diperkirakan meningkat dari 1 212 ton pada tahun 1986 menjadi sekitar 11000 ton pada tahun 1990. Sedangkan data sebelumnya, yaitu tahun 1983 menunjukkan bahwa ekspor bekicot Indonesia tercatat 190 813 kg dengan nilai 939 011 dollar AS dan 725 240 senilai 1 182 299. 34 dollar AS pada tahun 1984. Pasaran ekspor bekicot Indonesia yang penting selain Prancis adalah Amerika Serikat, Hongkong dan Taiwan.
Berkhasiat Sebagai Obat
Bagian bekicot yang umum dikonsumsi manusia adalah bagian kakinya, sedangkan perut dan sungutnya dibuang. Dari 7 kg bekicot dapat diperoleh 1 kg daging kaki. Daging bekicot menghasilkan protein yang tinggi dan menghasilkan energi yang cukup besar, lebih besar dari daging kerbau. Dari hasil analisis, diketahui bahwa dalam 100 gram daging segar terkandung protein sebanyak 15.8 gram, lemak 0.9 gram dan akan menghasilkan energi sebesar 97 kkal. Daging bekicot juga mengandung asam amino esensial yang lebih tinggi dari telur ayam (ras dan lokal), disamping mempunyai komposisi asam amino yang baik dan tinggi dalam kadar lisin dan arginan, serta banyak mengandung vitamin B12, kalsium dan fosfor.
Bekicot mengeluarkan lendir dari mulutnya, sebagai senjata untuk mempertahankan diri bila ada gangguan dan memudahkan pergerakan. Lendir yang merupakan glikoprotein tersebut dapat dihilangkan dengan memanaskan daging bekicot, meredamnya dalam larutan asam encer atau ditaburi garam dapur.
Daging bekicot mempunyai daya penyembuhan terhadap penyakit. Bahan yang mempunyai daya penyembuh yang diekstraksi dari daging bekicot disebut “Ishimoto negligin”. Penyakit yang dapat disembuhkan antara lain asma, sakit ginjal, TBC, anemia, diabetes, sembelit dan mencegah influenza.

Bekicot Segar Beku
Untuk memperoleh daging bekicot, mula-mula bekicot yang telah dikumpulkan dipuasakan 2 – 3 hari agar kotorannya keluar. Kemudian dicuci dan diberi garam serta dibiarkan selama 15 – 30 menit agar semua lendirnya dikeluarkan. Biasanya 1 bata garam cukup untuk 1 – 1.5 kg bekicot. Setelah dicuci bersih, bekicot direbus dalam air cuka (100 ml cuka meja dalam 10 liter air), selama 15 – 20menit.
Daging bekicot dipisahkan dari cangkangnya dengan cara dicungkil atau dipecahkan. Bagian sungut dan perut dibuang (atau dicacah untuk makanan ikan dan bebek). Setelah dicuci, daging kaki bekicot direbus lagi dalam air cuka selama 15 – 20 menit setelah mendidih. Hasil yang diperoleh merupakan daging bekicot setengah jadi yang siap diolah.
Setelah dicuci dan ditiriskan, daging bekicot setengah jadi dikemas dalam plastik polietilen dan dibekukan pada suhu –18 sampai -23.5oC.
Persiapan daging bekicot untuk makanan manusia harus dilakukan dengan hati-hati. Perebusan daging sebelum, pengolahan tidak hanya berguna untuk menghilangkan lendir yang beracun, tetapi juga untuk menghindari adanya bakteri patogen (penyebab penyakit ) terutama Salmonella, juga untuk membunuh telur cacing. Jika perebusan kurang sempurna atau hanya dilakukan sekali saja, telur cacing tidak mati dan akan masuk ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan hepatitis. Makanan yang mengandung Salmonella dapat menyebabkan keracunan. Gejala keracunan berupa mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, demam dan diare dapat timbul 12 – 24 jam setelah makan.
Pengalengan Daging Bekicot
Persiapan untuk pengalengan daging bekicot sama dengan untuk pembekuan. Daging bekicot setengah jadi yang diperoleh dicuci dan ditiriskan, lalu dimasukkan ke dalam kaleng dan diberi bumbu berupa saus tomat dan garam, serta diisi dengan larutan garam 1 – 2 persen. Pada waktu pengisian harus diperhatikan agar masih ruangan kosong dibagian atas kaleng (“head space”), sehingga pada waktu proses “exhausting” (penghilangan udara atau oksigen dari dalam kaleng) masih ada tempat pengembangan isi kaleng. Isi yang terlalu penuh akan menyebabkan kaleng menjadi cembung, yang walaupun tidak menyebabkan kerusakan tetapi akan menurunkan mutu dan penerimaannya karena diangggap busuk.
Selanjutnya dilakukan “exhausting” dengan cara mengukus kaleng terbuka sehingga udara atau oksigen yang terdapat di dalamnya terusir keluar. Kemudian dilakukan penutupan kaleng dengan sistem “double seamer” sehingga kedap udara, uap air dan mikroba. Setelah ditutup, dilakukan sterilisasi dalam otoklaf (retort) pada suhu 121oC selama 20 – 40 menit.
Setelah proses sterilisasi selesai, harus segera dilakukan pendinginan yang cukup untuk mencegah tumbuhnya kembali bakteri termofilik (tahan panas). Pendinginan dapat dilakukan dalam retort sebelum dibuka atau di luar retort dengan cara menyemprotkan air dingin.

Dendeng Bekicot
Daging bekicot setengah jadi yang akan dibuat dendeng harus bersifat empuk. Untuk itu, daging bekicot direndam selama 6 jam dalam parutan buah nenas matang dengan perbandingan 1 : 1. Buah nenas mengandung enzim bromelin yang merupakan salah satu enzim proteolitik (pemecah protein). Enzim ini mampu mengempukkan daging karena dapat memutuskan protein jaringan pengikat dan protein serat otot. Setelah perendaman selesai, daging bekicot dicuci dan dibelah untuk memperoleh permukaan yang agak lebar.
Bumbu-bumbu yang digunakan sama pada pembuatan dendeng sapi yaitu gula merah (30 persen dari berat daging) dan ramuan bumbu (garam dapur 2.5 persen, lengkuas 2.5 persen, asam jawa 3 persen, lada 1 persen, ketumbar 1.5 persen, bawang putih 1.5 persen dan bawang merah 5 persen).
Bumbu yang telah dihaluskan, dibalur pada daging bekicot dan dibiarkan selama 10 jam supaya meresap. Dengan disusun pada tampah atau wadah lebar lainnya, dendeng basah dikeringkan dengan oven suhu 60oC atau dijemur di bawah terik matahari selama 4 – 5 hari. Setelah kering dendeng bekicot dikemas dalam plastik polietilen atau polipropilen.
Tepung Bekicot
Untuk membuat tepung bekicot, mula-mula dibuat larutan garam dapur 5 persen. Masukkan bekicot ke dalam larutan tersebut sampai terendam seluruhnya, diaduk berkali-kali untuk mempercepat pengeluaran lendir. Setelah dicuci, bekicot direbus selama 10 – 20 menit (setelah mendidih), lalu dipisahkan dari cangkangnya. Daging kaki yang diperoleh kemudian dicuci bersih.
Daging bekicot kemudian diiris setipis 0.5 – 1.0 cm untuk memudahkan pengeringan, dicuci lagi untuk menghilangkan sisa lendir dan dikukus 10 – 15 menit. Selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu 60oC atau dijemur sampai kering dan digiling atau ditumbuh atau diayak. Tepung yang dihasilkan dimasukkan ke dalam kantong plastik polietilen dan ditutup rapat.
o0o

TEPUNG BEKICOT



1. PENDAHULUAN
Bekicot mengandung protein yang cukup tinggi dibandingkan dengan daging
ayam, daging sapi dan telor. Pembuatan tepung bekicot merupakan usaha
untuk menghindari kesan menjijikkan terhadap bekicot dengan jalan
mengolahnya menjadi bentuk yang berbeda dengan sewaktu hidupnya. Di
samping itu juga bertujuan untuk memperpanjang masa simpan.
Setiap 100 daging bekicot mentah mengandung protein sebanyak 15,8 gram
dan lemak 0,9 gram. Tenaga yang dihasilkan tiap 100 gram daging bekicot
sebanyak 97 kilo kalori atau lebih besar dari tenaga yang dihasilkan oleh daging
yang diternak lain.
Tepung bekicot merupakan usaha pengolahan daging bekicot supaya
pemanfaatannya lebih luas, terutama sebagai bahan tambahan pada makanan
bayi. Penggunaan lain adalah untuk bahan campuran pembuatan kerupuk dan
makanan lain.
2. BAHAN
1) Bekicot hidup 2 kg (100 ekor)
2) Garam dapur 400 gram
3) Daun jeruk 5 – 10 lembar
4) Air 50 liter
5) Natrium benzoat 1 – 2 gram
6) Kayu bakar atau minyak tanah secukupnya
7) Cuka 25 % secukupnya
3. ALAT
1) Ember Plastik
2) Tampah atau kawat kasa
3) Pengaduk
4) Kompor
5) Pencukil atau pengukit kecil
6) Panci aluminium atau belanga tanah liat
7) Oven (bila perlu)
8) Ayakan halus atau tapisan
9) Alat penumbuk
10) Pisau
11) Panci atau belanga tanah liat
4. CARA PEMBUATAN
A. Pembuatan daging bekicot siap olah
1) Simpan bekicot hidup ukuran sedang dalam bak penampungan selama 2
hari 2 malam untuk mengurangi jumlah kotoran dan lendir, kemudian
masukkan dalam ember;
2) Taburi garam dapur 250 gram;
3) Aduk dengan pengaduk kayu selama 15 menit, sampai lendir banyak yang
keluar;
4) Tiriskan selama 15 menit, kemudian masukkan ke dalam ember lain dan
taburi 150 gram garam;
5) Aduk selama 15 menit, lalu diamkan selama 15 menit, kemudian cuci
sampai bersih dari lendir;
6) Rebus dalam belanga tanah liat selama 20 menit sampai mendidih, setelah
itu tiriskan dan angin-anginkan;
7) Pisahkan cangkang dari daging tubuh dengan alat pengukit;
8) Pisahkan kotoran dari bagian daging kemudian cuci sampai bersih;
9) Rebus selama 20 menit sampai mendidih. Bubuhi 5 – 10 lembar daun jeruk
nipis dan cuka untuk menghilangkan bau amis;
10) Tiriskan dan angin-anginkan sampai dingin dan kering. Hasilnya berupa
daging siap olah.
B. Pengolahan tepung bekicot
1) Potong tipis daging bekicot siap olah;
2) Keringkan dengan sinar matahari selama 16 jam atau menggunakan oven
dengan suhu 500 ~ 550 C selama 6 jam. Pengeringan dianggap selesai bila
daging bekicot dapat dipatahkan dengan tangan;
3) Tumbuk sampai halus, kemudian ayak sampai diperoleh tepung bekicot.

5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN TEPUNG BEKICOT
TTG PENGOLAHAN PANGAN

Catatan:
Bahan baku (bekicot hasil penangkapan liar) saat ini sulit diperoleh. Oleh sebab
itu, untuk kesinambungan penyediaan bahan baku perlu diusahakan
pembudidayaan bekicot.
6. DAFTAR PUSTAKA
Perhimpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian. Usaha pengawetan daging
bekicot. Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI, 1983.

BUDIDAYA BEKICOT ( Achanita spp. )








1. SEJARAH SINGKAT
Bekicot berasal dari Afrika Timur, tersebar keseluruh dunia dalam waktu relatif
singkat, karena berkembang biak dengan cepat. Bekicot tersebar ke arah Timur
sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke Indonesia. Bekicot
sejak tahun 1933 telah ada disekitar Jakarta, sumber lain menyatakan bahwa
bekicot jenis Achatina fulica masuk ke Indonesia pada tahun 1942 (masa
pendudukan Jepang). Sampai saat ini, bekicot jenis Achanita fulica banyak
terdapat di Pulau Jawa.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra peternakan bekicot banyak ditemukan di masyarakat pedesaan Jawa
Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara dan Bali.
3. JENIS
Bekicot diternakkan umumnya jenis Achatina fulica yang banyak disenangi
orang, karena bekicot jenis ini banyak mengandung daging. Konon di Eropa,
bekicot jenis ini digunakan sebagai bahan baku makanan yang disebut
Escargot. Escargot semula berbahan baku Helix pomatia. Karena Helix pomatia

1) Pemilihan Bibit Calon Induk
Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat
digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak
terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik
dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan
yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
2) Reproduksi dan Perkawinan
Bekicot biasanya mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat
pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot
betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di
sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari
lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur
bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.
3) Proses Kelahiran
Telur bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu
menetas dan menjadi anak cangkang, biasanya tidak ditunggui induknya.
Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya ditinggalkan begitu saja. Telur
bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam.
Penetasan bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat
dan waktu tetas. Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti
kelembaban tanah, iklim dan cahaya yang mencukupi, maka telur akan cepat
menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan tempatnya kurang
menguntungkan maka telur akan lambat menetas.
6.3. Pemeliharaan
Pemeliharaan bekicot bisa dilakukan dengan cara terpisah dan bisa juga secara
campuran di dalam suatu tempat. Meskipun cara terpisah membutuhkan tempat
khusus tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa diketahui
perkembangannya secara tepat, baik besarnya maupun usianya. Dengan
demikian, tidak sulit untuk memberikan perawatan secara khusus. Bagi
peternak bekicot sangat mudah kiranya apabila perawatan anak bekicot itu
dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan anak bekicot bisa diberi
makanan dengan sejenis ganggang (lumut), pupus daun dan sedikit zat kapur.
Harus diingat hendaklah tempatnya selalu teduh dan lembab. Setelah anak
bekicot berusia dua/tiga bulan, hendaklah dipindahkan kekandang pembesaran.
Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan
pemeliharaan teknis selama diternakkan. Beberapa perawatan teknis dalam
budidaya bekicot diantaranya meliputi:

1) Menjaga kelembaban lingkungan
Bekicot sangat suka tempat yang lembab sehingga untuk mempertahankan
kelembaban lingkungan dapat digunakan atap atau perlindungan lain. Pada
musim panas kelembaban lingkungan dapat dipertahankan dengan
menyiramkan air lokasi peternakan setiap hari.
2) Mempertahankan kondisi lingkungan
Bekicot menyukai tempat yang lembab, namun bukan berarti pada tanah
yang becek. Sehingga diperlukan usaha untuk mempertahankan kondisi
lingkungan yang sesuai dengan yang dikehendaki bekicot.
3) Pemberian pakan yang bermutu secara teratur
Agar hasil budidaya berhasil dengan baik diperlukan pemberian pakan yang
bermutu dan teratur. Pemberian pakan berpedoman pada mutu pakan dan
kebiasaan waktu makan. Mutu makan yang baik akan menentukan kualitas
daging bekicot. Mutu pakan yang baik dapat dipenuhi dengan memberi
pakan berupa daun-daunan yang disukai dan buah-buahan. Misalnya; daun
dan buah pepaya, daun bayam, buah terung mentimun, swai dan lain
sebagainya.
4) Menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain
Agar bekicot dapat tumbuh baiak tanpa gangguan dari hewan yang
merupakan musuhnya dan hewan yang dapat merebut makanannya maka
lahan budidaya harus dijaga agar tidak dapat dimasuki hewan-hewan lain.
5) Menjaga bekicot agar tidak keluar dari areal pemeliharaan
Untuk menjaga agar bekicot tidak keluar dari areal dapat dilakukan hal
sebagai berikut:
a. membuat tutup kandang (bila budidaya bekicot dalam kandang)
b. membuat pagar yang bagian atasnya diolesi dengan detergen
c. menabur abu atau garam disekeliling pagar bagian dalam.
7. HAMA DAN PENYAKIT
Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang adanya hama atau penyakit
yang dapat menyebabkan kematian bekicot, kecuali semut, bebek dan itik.

8. PANEN
Dengan pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8
bulan. secara fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10
Cm, maka bekicot telah siap untuk diambil dagingnya.
Hasil utama dari ternak bekicot adalah dagingnya, yang dapat diolah langsung
dengan dibuat sate, keripik, dendeng/masakan segar lainnya dan dapat juga
diolah dalam bentuk kalengan. Ada juga permintaan dalam keadan hidup.
Disamping itu daging dari bekicot ini dapat dijadikan tepung, yang
pengolahannya melalui proses pengeringan terlebih dahulu.
8.1. Hasil Tambahan
Disamping diambil dagingnya, kulit/cangkang bekicot juga laku untuk dijual.
Baik untuk bahan dasar obat-obatan/dibuat tepung untuk tambahan makanan
untuk hewan ternak yang membutuhkan tepung berbahan dasar yang
mengandung zat kapur.
8.2. Penangkapan
Bekicot dikumpulkan di dalam kotak kardus/peti dari kayu dan jangan
menggunakan karung goni karena dapat mengakibatkan kulit bekicot pecah.
Setelah dimasukkan dalam peti, pertama sekali perlu dilakukan pencucian agar
terhindar dari semua kotoran dan lumpur yang melekat pada cangkangnya.
Pencucian ini dengan cara menyemprot bekicot dengan air bersih. Setelah itu,
Bekicot di karantina selama 1-2 hari/malam tanpa diberikan makan agar
kotoran dan lendirnya keluar sebanyak mungkin.
9. PASCAPANEN
Setelah dilakukan penagkapan dan pengumpulan bekicot lalu dilakukan
penyortiran dengan jalan membuang bekicot yang mati atau terlalu kecil untuk
diolah. Kemudian dilakukan penggaraman, dengan memberikan garam 10-15%
dari berat total bekicot, dengan cara diaduk rata. Penggaraman dapat
mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir sebanyak mungkin.
Setelah melalui tahapan penggaraman, segera direbus dengan air garam 3%
selama 10 menit, kemudian diangkat dan disemprot dengan air dingin, baru
dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian perut
dibuang dan kotoran lainnya dalam larutan garam 3%. Cara ini bertujuan untuk
menghilangkan lendir dan daging menjadi lebih lunak. Kemudian daging
tersebut dibungkus dan dikemas dalam karton.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1.Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya bekicot metoda kebun di daerah Kediri (Jawa
Timur) dengan luas lahan 4.000 m2 pada tahun 1999.
1) Biaya Produksi
a. Sewa Lahan 4.000 m2 Rp. 200.000,-
b. Bibit induk 100 ekor @ Rp. 50,- Rp. 5.000,-
c. Pembuatan Pagar dan saluran 5 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 25.000,-
d. Bambu pagar 10 btg @ Rp. 2.000,- Rp. 20.000,-
e. Pakan dan Pemeliharaan Rp. 120.000,-
f. Panen dan pasca panen Rp. 100.000,-
g. Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah Biaya Produksi Rp. 500.000,-
2) Pendapatan
- Bekicot siap panen 30.000 ekor = 100 kg @ Rp. 100,- Rp. 10.000,-
- Anak bekicot 60.000,-
- Telur bekicot 9.030.000 butir
Selanjutnya hasil panen dapat dilakukan setiap hari 100 kg dan pendapatan
tiap bulan adalah Rp. 300.000,- dan perkembangan bekicot dari telur menjadi
bekicot dan bekicot bertelur dan seterusnya.
3) Keuntungan
Dari budidaya bekicot tersebut dapat didapat keuntungan Rp. 180.000,-
setiap bulannya dan Rp. 6.000,- setiap harinya.
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Daging bekicot merupakan komoditi eksport yang menjanjikan, karena
harganya yang cukup mahal dipasaran internasional. Pada periode Januari-Juli
1988 harga ekspor daging bekicot US $ 1,82 per kg. Hal ini menyebabkan
menculnya Peternakan Inti Rakyat (PIR) dengan komoditi bekicot. Kini telah
banyak berdiri perusahaan-perusahaan pengelola daging bekicot, yang dapat
memperlancar pemasaran pasaran sebagai komoditi eksport.

11. DAFTAR PUSTAKA
1) Kusnin Asa. 1984. Budidaya Bekicot. Bhratara Karya Aksara. Jakarta
2) Pinus L. 1988. Beternak Bekicot untuk Perancis, dalam Trubus, Febuari
3) Victor Zebua (1988). Bekicot Melimpah Cacing Daun Bertingkah, dalam
Harian Kedaulatan Rakyat, 17 September 1988.
4) Naryo Sadhori S. 1997. Teknik Budidaya Bekicot. Balai Pustaka. Jakarta.
12. KONTAK HUBUNGAN
1) Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2) Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan
dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8,
Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952,
Situs Web: http://www.ristek.go.id
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
Editor : Kemal Prihatman
KEMBALI KE MENU

About This Blog

About This Blog

  © Blogger templates 'Sunshine' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP